Tampilkan postingan dengan label granite. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label granite. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Maret 2012

8 Cara Mengganti Keramik/Granit Tangga

Halo para Pembaca, bagaimana kabar Anda hari ini?
Karena sibuk di proyek, blog-nya jadi lama tidak di-update. Tapi ilmunya jadi bertambah nih, kali ini kami ingin membagi tips tentang 8 Cara Mengganti Keramik/Granit Tangga. Langsung saja ya;

1. Bongkar semua keramik/granit lama, bisa dimulai dari bagian bawah ke atas, bisa juga dari atas lalu ke bawah. Mulai dari tengah pun sah-sah saja, tetapi saran kami lebih baik membongkar dari bawah lalu ke atas. Alasannya adalah agar puing atau hasil bongkarannya tidak menutupi keramik lain yang akan dibongkar. Bila Anda membongkar dari atas, maka puingnya akan jatuh ke bawah dan menutupi anak tangga selanjutnya yang akan dibongkar sehingga setiap akan membongkar harus membersihkan puing dulu atau menggesernya.

Keramik tangga sebelum dibongkar.

Bongkar keramik tangga dari bagian paling bawah.
 
Jangan lupa melindungi pegangan kayu tangga dari pecahan keramik dan adukan. Bungkus dengan karton atau plastik bekas seperti pada gambar.
Lindungi pegangan tangga dengan kardus bekas seperti ini.

2. Buang juga sisa adukan semen lamanya, sehingga hanya menyisakan cor beton saja. Dengan demikian, kita bisa tahu asal mula ukuran tangganya dan bisa membagi atau memperbaiki ukurannya bila kurang sesuai (karena dalam hal ini kami merenovasi, maka kami hanya memperbaiki yang sudah ada). Ukuran yang baik dan ergonomis adalah 25-30cm untuk pijakannya dan 15-20cm untuk tingginya.

Keramik dan adukan yang menempel jadi satu.

Bongkar pula adukan semen dibawah keramiknya.
 
Cara yang paling baik untuk membagi ketinggian anak tangga adalah dengan mengukur keseluruhan tinggi tangga. Jika ada bordes atau lantai jeda antar tangga, maka ukurlah ketinggian tangga dari lantai atas sampai ke bordes dan dari bagian bordes ke lantai bawah. Kemudian bagilah tingginya dengan jumlah anak tangga yang ada.


Satu anak tangga yang sudah selesai di bongkar.
Misalnya tinggi tangga dari lantai atas sampai ke bordes adalah 1.8 meter dan jumlah anak tangga yang sudah ada adalah 10, maka ketinggian anak tangganya adalah 180 cm : 10 = 18 cm. Jika ada anak tangga yang tingginya tidak mencapai 18 cm maka bisa ditambahkan semen sampai tingginya sesuai.

3. Jangan lupa menentukan as pertama untuk tangga dengan cara mengukur lebar tangga di bagian paling atas dan bordes agar tahu apakah temboknya miring atau tidak, lalu pilih salah satu tembok sebagai acuannya. Jadi jika memang temboknya miring maka hanya akan terlihat di salah satu sisi tangga saja, bukan di kedua sisinya. Hal ini agar tidak menyulitkan dalam proses pemasangan dan hasilnya nanti bisa rapih.

Tangga bagian bawah yang sudah selesai dibongkar.

Tangga bagian atas yang sudah selesai dibongkar.

4. Keramik/granit yang pertama kali dipasang adalah bagian yang vertikal atau penampang, dari posisi paling atas kemudian turun ke bawah. Biasanya keramik/granit penampang ini dipotong lebih besar dibandingkan tinggi yang diperlukan sehingga sebagian dari keramik/granit tersebut akan terkubur dibawah. Contoh, bila tinggi tangganya 17cm atau 18cm maka ukuran potongannya adalah 20cm.
Berikan adukan semen pada keramik/granit penampang.

Lalu ratakan dengan baik.
Setelah terpasang, cek posisi sikunya dengan waterpass, apakah sudah tegak lurus atau belum.

Setelah dipasang, cek dengan menggunakan waterpass.

Atur kembali posisinya bila belum pas.

Cara pemasangannya kurang lebih sama dengan memasang keramik dinding. Bedanya untuk bagian penampang harus ditaburi semen kering di bagian atasnya, supaya bila diketuk-ketuk adukannya tidak turun ke bawah dan bagian atasnya menjadi kopong (hal inilah yang sering menyebabkan keramik pecah di ujung tangga bila terbentur benda yang berat).

Beri paku beton pada bagian bawahnya agak keramik/granit tidak bergeser kembali ke bawah.

Cek kembali ujung keramik/granit tersebut, apakah sudah sejajar dengan keramik/granit di atasnya dan lebar natnya sudah sesuai atau belum. Lalu tahan dengan paku atau batu agar posisinya tidak turun lagi, biarkan beberapa saat sebelum memasang bagian pijakannya agar semen cukup kering dan posisi keramik/granit tidak berubah lagi.

Pertemuan antara granit pijakan dan granit penampang.

Penanda waterpass ketika granit sudah terpasang tegak lurus.

5. Pemasangan bagian pijakan caranya hampir sama dengan memasang keramik lantai. Pastikan semua potongan keramik/granit sudah siku. Untuk ujung pijakan, kami menggunakan step nosing yang dipesan dari pabrik berukuran 30 x 60 cm. Pada pemasangan tangga kali ini kami tidak memakai sistem tarik benang, jadi pemasangan granit pertama sangat menentukan.

Basahi cor-an anak tangga sebelum diberi adukan semen.

Letakkan keramik/granit pada posisinya dan cek kerataan permukaannya dengan waterpass.

Setiap pemasangan keramik/granit harus selalu diukur jaraknya terhadap tembok acuan, karena kali ini kami ingin meletakkan satu granit utuh di tengah maka untuk setiap pemasangan anak tangga, jaraknya harus selalu dicek. Lebar tangganya 1 m jadi potongan di kedua sisi tangga adalah 20 cm (karena ada granit selebar 60 cm di tengah tangga). Bila ingin mengikuti tinggi ukuran tangga yang sebelumnya bisa dengan cara seperti gambar di bawah ini.

Sesuaikan ketinggiannya dengan dudukan pegangan tangga yang sebelumnya.

Cek juga kerataan permukaan keramik/granit pada bagian lebarnya.




Cek ketinggian keramik/granit yang baru terpasang dengan kaki pegangan tangga menggunakan waterpass, usahakan ketinggian keramik/granit berada 1mm di bawahnya. Setiap memasang keramik/granit, sisakan jarak kurang lebih 0,5 mm lebih tinggi dari ukuran yang diinginkan. Hal ini untuk mengantisipasi penyusutan adukan semen ketika sudah kering.


Tekan keramik/granit sampai adukan di bawahnya padat semua.

Cek kemiringannya terhadap tembok dengan membandingkan jarak keramik/granit bagian belakang,

dan bagian depannya seperti gambar di atas.

Cek kembali bagian kanan.

dan kiri keramik/granit seperti pada gambar di atas.

6. Setiap selesai memasang beberapa anak tangga, jangan lupa untuk langsung membersihkan permukaan keramik/granit terutama bagian natnya agar tidak ada semen yang tersisa di sana. Gunakan sikat dan sedikit air sabun kemudian keringkan dengan lap. Tujuannya supaya nat bisa diaplikasikan dengan baik dan tidak ada warna nat yang berbeda karena sisa-sisa semen yang timbul.

Membersihkan sisa semen pada bagian adu manis granit.

Membersihkan sela-sela antar granit.

7. Untuk bagian pinggir tangga, potong keramik/granit sesuai ukurannya. Usahakan sisi yang dipotong diletakkan dekat tembok sehingga bila ada bagian yang gumpil bisa ditutupi dengan semen dan tidak terlalu kelihatan. Karena kaki pegangan tangga dilem ke keramik yang lama dan sulit untuk dibongkar, maka kami lepaskan dulu semua pegangan tangganya pada saat pemasangan keramik/granit di pinggir tangga.

Pastikan tangan tidak bergoyang dan ukurannya sudah pas.

Pisau potong yang bagus menghasilkan potongan yang rapih.
Setelah keramik/granit terpasang, Anda harus memanggil tukang kayu untuk memperbaiki pegangan tangga yang sudah dibongkar tadi. Anda juga bisa mengganti kaki pegangan tangganya dengan yang baru dan menyetel ulang posisi serta ketinggiannya.

8. Berikan nat dan hati-hati ketika mengaplikasikannya di bagian yang ada guratannya seperti pada gambar. Karena permukaan granit di bagian ini sudah digurat atau dilukai agar tidak licin, maka nat harus segera dibersihkan supaya tidak meninggalkan noda.

Step nosing granit sebelum diberi nat

Step nosing granit setelah diberi nat.

Hasil akhir tangganya bisa dilihat di bawah ini. Terima kasih untuk kunjungan Anda ke blog kami.

Hasil akhir sebelum dipasang kembali pegangan tangganya.

Setelah dipasang kembali pegangan tangganya.

Penampakan lainnya.

Penampilan tangga dari samping.

Rabu, 26 Oktober 2011

Mengganti keramik di lantai 2

Halo semuanya! Setelah lama absen dan puji Tuhan sibuk dengan proyek, kali ini kami muncul lagi dengan tips mengganti keramik dengan granit untuk lantai 2 atau lantai atas.

Ada 2 metode yang dapat digunakan untuk mengganti keramik/granit :
*Yang pertama adalah dengan tanpa membongkar keramik/granit lama dan meletakkan keramik/granit baru diatas keramik lama atau adukan lama yang sudah dipecah-pecahkan. Tetapi dengan cara ini Anda harus merubah ketinggian pintu dan keramik barunya akan mudah lepas jika kondisi keramik/adukan lamanya tidak bagus.

*Cara yang kedua adalah dengan membuang semua keramik dan adukan yang lama, cara ini lebih makan waktu tapi hasilnya akan lebih bagus karena tidak merubah ketinggian pintu, dan keramik/granit baru tidak akan mudah lepas.

Nah, sekarang kami akan menjelaskan metode pengerjaan dengan cara yang kedua. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Mulailah membongkar keramik yang lama. Dimulai dari bagian pintu balkon atau kamar mandi, karena pada bagian tersebut biasanya terdapat perbedaan ketinggian sehingga lebih mudah untuk melepaskan keramiknya.

Membongkar keramik lama dari bagian pintu balkon.
2. Lanjutkan membongkar ke arah pinggiran tembok, dilanjutkan ke area di sekelilingnya.



3. Buang semua adukan lama hingga yang tersisa tinggal lapisan beton saja.


Lantai 2 setelah dibongkar keramiknya.

4. Berikan campuran pasir dan batu kerikil sebagai lapisan dasar. Selain supaya tidak boros semen, lapisan pasir ini juga berfungsi untuk meredam pergerakan struktur bangunan agar keramik tidak gampang pecah atau retak sehingga nantinya dapat mengurangi risiko terjadinya popping (Banyak kasus popping atau keramik yang meledak di lantai 2 terjadi karena kondisi beton yang kering atau adanya udara yang terjebak di bawah keramik).


Lapisan pasir ini juga berfungsi mengatur kelembaban di bawah keramik agar keramik tidak meledak.

5. Timbang lagi semua sudut ruangan dengan menggunakan selang timbang, terutama di bagian pintu. Karena ada kemungkinan pemasangan keramik yang lama tidak terlalu bagus sehingga ada perbedaan ketinggian di tiap ruangan atau pintu.

Cek ketinggian air di tembok yang dijadikan acuan.
Beri tanda di tembok lainnya sesuai dengan ketinggian permukaan air.

6. Setelah menimbang dan mengukur semua bagian pintu, ambil bagian terendah dari ukuran pintu sebagai acuan. Hal ini bertujuan agar tidak perlu merubah posisi ketinggian pintu lainnya.

Memastikan ketinggian benang agar sesuai dengan ketinggian keramik sebelumnya.
Memanfaatkan keramik untuk memastikan ketinggian benang di sudut lainnya.

7. Tentukan titik acuan/as-nya. Karena proyek kali ini lantai atas dan bawahnya akan menggunakan jenis granit yang sama termasuk untuk tangganya, maka kami mengambil as/titik acuannya dari posisi tangga seperti pada gambar. Cara ini lebih sulit dan akan menghabiskan lebih banyak granit karena akan ada banyak potongan di bagian sisi ruangan. Usahakan untuk melebihkan jumlah granit/keramiknya sebanyak 20% dari hitungan awal.

Ukur dengan seksama jarak yang diperlukan untuk pemasangan granit pertama.
Mengukur dan menetapkan titik acuan dari tangga.
Pastikan jarak benang sesuai dengan ukuran granit/keramik yang akan dipakai.

8. Setelah benang dipasang dan dicek ketinggiannya, jangan lupa perhatikan juga bagian sikunya. Karena banyak rumah yang temboknya miring sehingga bila salah mengambil acuan maka hasil pemasangan akan terlihat jelek atau berantakan.

Mengecek apakah titik pertemuan benang sudah siku.
Letakkan salah satu granit untuk acuan.
9. Sekarang masuk ke tahap pemasangan granitnya. Beri adukan semen dan ratakan, lalu taburkan semen kering diatasnya. Karena tingkat penyerapan air pada granit lebih sedikit dibandingkan keramik yang ber-body merah, maka granit tidak perlu direndam air sebelumnya.

Menuang adukan semen.
Meratakan adukan.
Menaburkan semen kering ke atas adukan semen yang sudah rata.
10. Letakkan granit/keramik pada posisinya lalu ketuk-ketuk dengan palu sehingga adukan di bawahnya padat dan tingginya sesuai dengan ketinggian benang yang telah diukur sebelumnya. Bila masih ada ruang kosong di bawah granit/keramik, ketika diketuk-ketuk akan terasa seperti ada getaran balik. Jika demikian, angkat kembali granit/keramiknya dan berikan tambahan adukan di tempat yang kurang padat lalu taburkan kembali semen keringnya.

Meletakkan granit di atas adukan.

Mengetuk permukaan granit untuk merasakan getarannya juga bisa dilakukan dengan kepalan tangan.
Cek permukaan granit/keramik dengan waterpass.
Pastikan bahwa granit/keramik sudah terpasang dengan rata.
11. Setelah granit/keramik pertama sebagai patokan terpasang, lanjutkan dengan granit/keramik kedua di sebelahnya dengan cara pasang yang sama. Bila adukan sudah cukup padat maka akan terlihat sedikit air semen atau adukan yang keluar di nat antar granit/keramik tersebut. Berikan sedikit jarak untuk nat, sekitar 1 mm antar granit/keramik. Selain agar nat dapat menempel dengan baik, hal ini juga mencegah agar granit/keramik tidak mudah gumpil bila diketuk dari samping. Nat tersebut juga dapat menyamarkan ukuran granit/keramik yang kadang tidak sama.


Usahakan agar granit/keramik kedua lebih tinggi 0,5mm dari granit/keramik pertama karena pada saat adukan semen di bawahnya mengering, akan terjadi penyusutan yang mengakibatkan granit/keramik kedua sedikit turun.

Untuk permukaan granit/keramik yang sedikit cembung atau cekung, sebaiknya perbedaan ketinggiannya disiasati dan diseimbangkan pada saat pemasangan supaya hasil akhirnya tetap bagus.

Pemasangan granit kedua.
Air semen yang keluar dari celah nat.
Jarak nat antar granit, kurang lebih 1-2 mm.
12. Setelah memasang 3-4 granit/keramik, cek kembali posisi benang agar tetap lurus dan siku. Jangan sampai tertekuk oleh granit/keramik. Setelah selesai memasang satu baris, tarik benang untuk baris disampingnya dan pasang granit/keramik kembali seperti langkah sebelumnya.

Mengecek kembali posisi benang.

Granit yang telah terpasang 1 baris.
Memasang benang untuk baris berikutnya.
Melanjutkan proses pemasangan di ruangan lain.
13. Untuk bagian sisi atau pinggir ruangan, pemasangan dilakukan setelah semua granit/keramik yang utuh terpasang. Ukur dulu dengan seksama, jika ada tembok yang miring maka granit/keramik tersebut harus menyesuaikan dengan temboknya dan ditanam sebagian di bawah tembok.

Memasang granit di pinggir ruangan.

Mengisi semen dari samping granit untuk menyesuaikan ketinggiannya.

Menyisipkan granit di bawah tembok.
Setelah semua granit terpasang dalam ruangan, maka akan terlihat seperti ini :




Jangan lupa untuk merapikan bagian bawah kusen pintu dengan profil semen :

Buang adukan semen yang lama.




Isi dengan adukan semen baru.



Hasil akhir profil kusen pintu sebelum dicat.

Bagian sisi tembok yang belum dirapikan.

Semen kembali tembok sehingga tidak ada celah antara tembok dan granit.
Demikianlah metode yang kami lakukan, semoga membantu Anda semua untuk lebih memahami proses mengganti granit/keramik di lantai 2. Terima kasih.
Salam sukses selalu :)