Tampilkan postingan dengan label lantai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label lantai. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Oktober 2011

Mengganti keramik di lantai 2

Halo semuanya! Setelah lama absen dan puji Tuhan sibuk dengan proyek, kali ini kami muncul lagi dengan tips mengganti keramik dengan granit untuk lantai 2 atau lantai atas.

Ada 2 metode yang dapat digunakan untuk mengganti keramik/granit :
*Yang pertama adalah dengan tanpa membongkar keramik/granit lama dan meletakkan keramik/granit baru diatas keramik lama atau adukan lama yang sudah dipecah-pecahkan. Tetapi dengan cara ini Anda harus merubah ketinggian pintu dan keramik barunya akan mudah lepas jika kondisi keramik/adukan lamanya tidak bagus.

*Cara yang kedua adalah dengan membuang semua keramik dan adukan yang lama, cara ini lebih makan waktu tapi hasilnya akan lebih bagus karena tidak merubah ketinggian pintu, dan keramik/granit baru tidak akan mudah lepas.

Nah, sekarang kami akan menjelaskan metode pengerjaan dengan cara yang kedua. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Mulailah membongkar keramik yang lama. Dimulai dari bagian pintu balkon atau kamar mandi, karena pada bagian tersebut biasanya terdapat perbedaan ketinggian sehingga lebih mudah untuk melepaskan keramiknya.

Membongkar keramik lama dari bagian pintu balkon.
2. Lanjutkan membongkar ke arah pinggiran tembok, dilanjutkan ke area di sekelilingnya.



3. Buang semua adukan lama hingga yang tersisa tinggal lapisan beton saja.


Lantai 2 setelah dibongkar keramiknya.

4. Berikan campuran pasir dan batu kerikil sebagai lapisan dasar. Selain supaya tidak boros semen, lapisan pasir ini juga berfungsi untuk meredam pergerakan struktur bangunan agar keramik tidak gampang pecah atau retak sehingga nantinya dapat mengurangi risiko terjadinya popping (Banyak kasus popping atau keramik yang meledak di lantai 2 terjadi karena kondisi beton yang kering atau adanya udara yang terjebak di bawah keramik).


Lapisan pasir ini juga berfungsi mengatur kelembaban di bawah keramik agar keramik tidak meledak.

5. Timbang lagi semua sudut ruangan dengan menggunakan selang timbang, terutama di bagian pintu. Karena ada kemungkinan pemasangan keramik yang lama tidak terlalu bagus sehingga ada perbedaan ketinggian di tiap ruangan atau pintu.

Cek ketinggian air di tembok yang dijadikan acuan.
Beri tanda di tembok lainnya sesuai dengan ketinggian permukaan air.

6. Setelah menimbang dan mengukur semua bagian pintu, ambil bagian terendah dari ukuran pintu sebagai acuan. Hal ini bertujuan agar tidak perlu merubah posisi ketinggian pintu lainnya.

Memastikan ketinggian benang agar sesuai dengan ketinggian keramik sebelumnya.
Memanfaatkan keramik untuk memastikan ketinggian benang di sudut lainnya.

7. Tentukan titik acuan/as-nya. Karena proyek kali ini lantai atas dan bawahnya akan menggunakan jenis granit yang sama termasuk untuk tangganya, maka kami mengambil as/titik acuannya dari posisi tangga seperti pada gambar. Cara ini lebih sulit dan akan menghabiskan lebih banyak granit karena akan ada banyak potongan di bagian sisi ruangan. Usahakan untuk melebihkan jumlah granit/keramiknya sebanyak 20% dari hitungan awal.

Ukur dengan seksama jarak yang diperlukan untuk pemasangan granit pertama.
Mengukur dan menetapkan titik acuan dari tangga.
Pastikan jarak benang sesuai dengan ukuran granit/keramik yang akan dipakai.

8. Setelah benang dipasang dan dicek ketinggiannya, jangan lupa perhatikan juga bagian sikunya. Karena banyak rumah yang temboknya miring sehingga bila salah mengambil acuan maka hasil pemasangan akan terlihat jelek atau berantakan.

Mengecek apakah titik pertemuan benang sudah siku.
Letakkan salah satu granit untuk acuan.
9. Sekarang masuk ke tahap pemasangan granitnya. Beri adukan semen dan ratakan, lalu taburkan semen kering diatasnya. Karena tingkat penyerapan air pada granit lebih sedikit dibandingkan keramik yang ber-body merah, maka granit tidak perlu direndam air sebelumnya.

Menuang adukan semen.
Meratakan adukan.
Menaburkan semen kering ke atas adukan semen yang sudah rata.
10. Letakkan granit/keramik pada posisinya lalu ketuk-ketuk dengan palu sehingga adukan di bawahnya padat dan tingginya sesuai dengan ketinggian benang yang telah diukur sebelumnya. Bila masih ada ruang kosong di bawah granit/keramik, ketika diketuk-ketuk akan terasa seperti ada getaran balik. Jika demikian, angkat kembali granit/keramiknya dan berikan tambahan adukan di tempat yang kurang padat lalu taburkan kembali semen keringnya.

Meletakkan granit di atas adukan.

Mengetuk permukaan granit untuk merasakan getarannya juga bisa dilakukan dengan kepalan tangan.
Cek permukaan granit/keramik dengan waterpass.
Pastikan bahwa granit/keramik sudah terpasang dengan rata.
11. Setelah granit/keramik pertama sebagai patokan terpasang, lanjutkan dengan granit/keramik kedua di sebelahnya dengan cara pasang yang sama. Bila adukan sudah cukup padat maka akan terlihat sedikit air semen atau adukan yang keluar di nat antar granit/keramik tersebut. Berikan sedikit jarak untuk nat, sekitar 1 mm antar granit/keramik. Selain agar nat dapat menempel dengan baik, hal ini juga mencegah agar granit/keramik tidak mudah gumpil bila diketuk dari samping. Nat tersebut juga dapat menyamarkan ukuran granit/keramik yang kadang tidak sama.


Usahakan agar granit/keramik kedua lebih tinggi 0,5mm dari granit/keramik pertama karena pada saat adukan semen di bawahnya mengering, akan terjadi penyusutan yang mengakibatkan granit/keramik kedua sedikit turun.

Untuk permukaan granit/keramik yang sedikit cembung atau cekung, sebaiknya perbedaan ketinggiannya disiasati dan diseimbangkan pada saat pemasangan supaya hasil akhirnya tetap bagus.

Pemasangan granit kedua.
Air semen yang keluar dari celah nat.
Jarak nat antar granit, kurang lebih 1-2 mm.
12. Setelah memasang 3-4 granit/keramik, cek kembali posisi benang agar tetap lurus dan siku. Jangan sampai tertekuk oleh granit/keramik. Setelah selesai memasang satu baris, tarik benang untuk baris disampingnya dan pasang granit/keramik kembali seperti langkah sebelumnya.

Mengecek kembali posisi benang.

Granit yang telah terpasang 1 baris.
Memasang benang untuk baris berikutnya.
Melanjutkan proses pemasangan di ruangan lain.
13. Untuk bagian sisi atau pinggir ruangan, pemasangan dilakukan setelah semua granit/keramik yang utuh terpasang. Ukur dulu dengan seksama, jika ada tembok yang miring maka granit/keramik tersebut harus menyesuaikan dengan temboknya dan ditanam sebagian di bawah tembok.

Memasang granit di pinggir ruangan.

Mengisi semen dari samping granit untuk menyesuaikan ketinggiannya.

Menyisipkan granit di bawah tembok.
Setelah semua granit terpasang dalam ruangan, maka akan terlihat seperti ini :




Jangan lupa untuk merapikan bagian bawah kusen pintu dengan profil semen :

Buang adukan semen yang lama.




Isi dengan adukan semen baru.



Hasil akhir profil kusen pintu sebelum dicat.

Bagian sisi tembok yang belum dirapikan.

Semen kembali tembok sehingga tidak ada celah antara tembok dan granit.
Demikianlah metode yang kami lakukan, semoga membantu Anda semua untuk lebih memahami proses mengganti granit/keramik di lantai 2. Terima kasih.
Salam sukses selalu :)

Minggu, 14 Agustus 2011

Cara Mengganti Keramik Lantai untuk Kamar Mandi


Mungkin ada beberapa dari Anda yang ingin mengganti lantai kamar mandi dengan berbagai macam alasan : bosan dengan motifnya, lantai sudah terlalu kotor dan susah dibersihkan, lantainya licin dan berlumut atau mungkin karena nat keramiknya yang sudah mulai lepas atau hitam karena termakan usia. Karena itulah kami mencoba berbagi artikel tentang cara mengganti keramik lantai kamar mandi sebagai tambahan pengetahuan mengenai langkah kerjanya nanti.

Bila Anda berpikir untuk mengganti hanya lantainya saja dan membiarkan keramik dinding kamar mandi Anda apa adanya, maka ada beberapa rambu yang harus Anda perhatikan sebelum memulai proyek ini :

- Yang utama yaitu, agak sulit mencari lantai yang warna dan motifnya bisa sesuai dengan keramik dinding yang lama. Karena bisa jadi keramik dinding Anda sudah 3-5 tahun lamanya dan sudah tidak diproduksi lagi. Bila ada keramik dinding yang pecah ketika membongkar keramik lantainya maka akan sulit mencari gantinya. Kalaupun ada, maka warna dan tampilannya bisa jadi sedikit berbeda antara yang lama dan baru.

- Yang kedua adalah ukuran dari keramik itu sendiri, usahakan mencari keramik lantai keluaran pabrik yang sama dengan keramik dindingnya (satu merek). Karena masing-masing pabrik memiliki spesifikasi ukuran keramiknya masing-masing, seperti yang sudah kami jelaskan pada artikel kami sebelumnya disini. Belum lagi teknik pemasangan oleh tukang yang sebelumnya, karena jarak nat antar keramik akan berpengaruh pada pertemuan antara nat dinding dan lantainya nanti. Mungkin Anda berpikir perbedaan jarak 1-2 mm tidak ada artinya, tetapi bila dijumlahkan sepanjang dinding maka hasilnya akan berpengaruh pada penampilan akhir keramik lantai dan dindingnya apabila akan dipasang sejajar.

Setelah Anda mengetahui rambu-rambu dan konsekuensinya, mari kita lanjutkan pada bagian teknisnya :

1. Bersihkan kamar mandi dari peralatan mandi (persiapkan area kerja). Termasuk melepaskan kloset dengan cara melepas saluran air ke tangki, kemudian lepaskan tangki air dari kloset dan terakhir kloset itu sendiri.
Melepas tangki air kloset.
Melepas kloset.
Jangan lupa menutup lubang kloset dengan koran yang dibungkus plastik agar puing-puing tidak masuk ke sana dan nantinya menyumbat kloset. Sumbat juga berguna agar bau dari saluran septic tank tidak masuk ke dalam rumah.
Menutup lubang kloset dengan koran dan kantong plastik.

Tampilan lantai sebelum dibongkar
2. Membongkar lantai kamar mandi dimulai dari lubang kloset. Gunakan pahat kecil, bongkar satu per satu dan secara hati-hati, agar keramik dinding tidak ada yang pecah atau lecet terkena pecahan keramik lantai.

Mulai membongkar keramik lama.

Satu demi satu keramik di bongkar.
Nat keramik yang lama pun harus dibersihkan untuk memudahkan pemasangan keramik lantai yang baru.
Bersihkan pula sisa-sisa nat di dinding bagian bawah.
3. Membuang lapisan semen dan pasir keramik yang lama. Hal ini dilakukan supaya tinggi keramik yang baru bisa sama dengan yang sebelumnya sehingga tidak merubah ketinggian dari pintu kamar mandinya. Ini pun dilakukan jika ingin menyesuaikan kembali kemiringan dari lantai kamar mandi tersebut.

Membongkar adukan semen yang lama.
Sebagian semen yang sudah dibuang.
4. Persiapkan lubang pembuangan dan lubang kloset bila ingin disesuaikan kembali.

Pengaturan ulang posisi pembuangan air.
5. Menarik benang acuan sesuai dengan as/titik acuan keramik dinding yang lama. Sesuaikan kemiringan dan arahnya agar air mengalir dengan lancar ke arah lubang pembuangan. Caranya dengan menentukan titik nol yang sama pada posisi pintu kamar mandi dan saluran pembuangan air.

Benang acuan 1
Benang acuan 2
Kemudian perhitungkan posisi ketinggian bagian bawah pintu kamar mandi dan sisi keramik dinding yang terendah di tempat lubang pembuangan air. Lalu tentukan jarak dari titik nol ke keramik lantai pada posisi pintu, misalkan 1,5 cm dan jarak dari titik nol di posisi saluran pembuangan adalah 3,5 cm, jadi terdapat perbedaan ketinggian keramik sebanyak 2 cm.

Pada waktu menentukan perbedaan ketinggian tersebut, perhatikan luas kamar mandi (jarak dari pintu ke lubang pembuangan), dan jenis kamar mandi (kamar mandi basah atau kering). Diusahakan juga jangan terlalu banyak selisihnya karena akan terasa agak aneh ketika Anda menggunakan kamar mandi tersebut (terlalu miring).

Mengecek kemiringan benang dengan keramik.
Setelah dipasang, benang juga harus dicek kembali dengan cara menempelkan selembar keramik seperti pada gambar di atas dan dilihat apakah ada perbedaan jarak benang dan keramik. Bila benang sudah tidak sejajar dengan keramik berarti sudah ada kemiringannya.

6. Mulai memasang keramik, usahakan dimulai dari arah terjauh dari pintu lalu terus menuju ke arah pintu (tergantung kondisi di lapangan). Beri adukan semen, lalu ratakan dan bersihkan bagian sisi keramik yang sudah terpasang.
Memberi adukan semen.

Meratakan adukan semen.

Merapikan bagian sisi keramik.

Adukan siap dipasang keramik.
Meratakan ketinggian keramik dengan diketuk-ketuk menggunakan gagang palu.
Jangan lupa setelah dipasang di atas adukan semen, keramik harus diangkat kembali. Hal ini harus dilakukan untuk mengecek apakah ada bagian yang masih kosong dibawah keramik. Bila ada, maka tambahkan lagi adukan semen di tempat tersebut dan ratakan kembali.

Melepaskan keramik kembali.
Menambahkan adukan semen di tempat yang kurang terisi.
Meratakan kembali adukan semen.
Taburkan semen kering ke atas adukan, fungsinya agar adukan semen cepat mengering/mengeras dan posisi keramik tidak berubah-rubah kembali. Kemudian pasang kembali keramik dan ketuk-ketuk keramik agar padat bagian bawahnya dan sesuai ketinggian dan kemiringannya.

Menaburkan semen kering di atas adukan

Memasang keramik kembali

7. Setiap selesai memasang keramik, cek kembali ketinggian permukaannya dan kemiringannya dengan menggunakan waterpass.

Memeriksa kemiringan permukaan keramik dengan waterpass.
Posisi waterpass
Keadaan waterpass yang benar.
Jarak nat 1-2mm.
Cek juga jarak nat-nya dan perbedaan ketinggian antar keramik dengan jari tangan. Pastikan juga sisi-sisi keramiknya sudah sejajar dengan mengecek posisi benang dan keramik yang terpasang.

Meraba dengan tangan, memeriksa apakah permukaan keramik sama rata.
Posisi benang dan keramik.
Posisi benang di sudut keramik.
8. Untuk bagian keramik lantai yang harus dipotong, jangan lupa diukur dulu. Apalagi kalau ternyata tembok lamanya tidak siku, sehingga ada kemiringan beberapa sentimeter atau milimeter.

Mengukur keramik potongan.
Menggambar pola untuk potongan keramik.
9. Potong keramik lantai sesuai dengan ukuran yang diperlukan. Bisa dengan menggunakan gurinda tangan atau lebih baik lagi dengan alat potong keramik dan sedikit air agar tidak terlalu berdebu. Usahakan pada saat memotong, tangan tidak bergetar/goyang sehingga sisi keramik tidak gumpil dan potongannya rapi.
Memotong keramik.
Hasil potongan keramik yang masih kasar
Setelah dipotong, ratakan kembali hasil potongan dengan menggunakan gurinda tangan dan sedikit amplas agar hasil potongannya tidak terlalu tajam dan melukai tangan.

Potongan keramik yang sudah diperhalus.
Tunggulah sampai lapisan semen dibawah keramik bener-benar kering dan mengeras, sehingga tidak berubah lagi posisinya. Sementara, jangan menginjak bagian ujung-ujungnya. Bila harus, injaklah pada bagian tengah keramik atau menggunakan papan/kayu sebagai pijakan.

10. Setelah lantai terpasang semua, aplikasikan nat yang warnanya sesuai dengan warna keramik. Bila tidak ada yang sesuai, Anda bisa mencampur antara beberapa warna dan semen putih.

Keramik telah terpasang dan siap diberi nat.
Jangan lupa membersihkan sela antar keramik dengan paku atau kayu sebelum mulai mengaplikasikan nat agar hasilnya maksimal. Jika ada gumpalan semen yang mengganjal di tempat tersebut, nat yang diaplikasikan akan terlalu tipis sehingga dalam beberapa waktu nat akan gampang terkikis dan warna semen aslinya akan muncul.

Pada waktu memberikan nat, jangan dibiarkan sampai mengering di atas keramik. Ketika masih agak basah harus segera dilap/dibersihkan supaya tidak melekat di atas keramik dan menjadikan keramiknya terlihat jelek dan bernoda.

Demikianlah dengan sepuluh langkah di atas, semoga renovasi Anda bisa memuaskan dan kamar mandi Anda terlihat baru kembali. Salam sukses selalu dari kami.